Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi


A.      PENGERTIAN LAPORAN KONSOLIDASI
Laporan Konsolidasi adalah model laporan keuangan untuk menunjukkan pengaruh ekonomi dari penggabungan dua atau lebih perusahaan yang didasarkan atas pemilikan dan pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum tidak dilakukan. Dalam penyusunan neraca gabungan untuk kantor pusat dan cabang saldo aktiva dan kewajiban masing-masing cabang digabungkan dengan saldo yang sama pada kantor pusat.Pembelian saham dapat dalam bentuk kas, pertukaran aktiva lain atau melalui surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan sendiri dan dicatat sebesar harga perolehannya (at cost).
Bila melalui pertukaran surat berharga,maka dicatat nilai wajar dari surat berharga tersebut dan setiap terjadi selisih antara nilai nominal dan nilai jual maka dicatat sebagai premium atau diskonto (agio dan disagio) atau paid in capital.
B.      POOLING OF INTEREST DAN PURCHASE
Suatu perusahaan dapat dikatakan  purchase jika penggabungan dua perusahaan atau lebih menyangkut perubahan hak milik, artinya Net Asset dari perusahaan yang satu dibeli oleh perusahaan lain, maka gabungan ini disebut Purchase.
Ciri-ciri Purchase:

PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF


Secara umum, pengungkapan adalah konsep, metoda, dan media tentang bagaimana informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang berkepentingan. Statement keuangan dasar dan penyajian informasi selain statemen keuangan merupakan bentuk pengungkapan informasi. Dalam arti sempit, pengungkapan berarti penyampaian informasi relevan selain melalui statemen keuangan termasuk penyampaian sarana interpretif. Artinya, pengungkapan adalah pengungkapan secara kuantitatif, kualitatif, atau deskriptif lebih dari apa yang telah termuat dalam statement keuangan pokok sebagai ciri central pelaporan keuangan.

Masalah teoretis pengungkapan dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan berikut: untuk siapa informasi diungkapkan, mengapa pengungkapan harus dilakukan, seberapa banyak dan informasi apa harus diungkapkan, dan bagaimana cara dan kapan mengungkapkan informasi.

Bila pengungkapan diarahkan untuk kepentingan nasional, biasanya kepentingan publik menjadi basis untuk menentukan tingkat pengungkapan. Secara pragmatis, pengungkapan diarahkan untuk memenuhi kepentingan yang dituju oleh pelaporan keuangan (investor dan kreditor). Pengungkapan informasi tertentu biasanya ditentukan oleh badan berwenang untuk tujuan melindungi, informatif, atau memenuhi kebutuhan khusus. Dari segi luasnya, terdapat tiga tingkat pengungkapan yaitu memadai, wajar, dan penuh.

AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA


Dalam merancang akuntansi yang akan diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik tertentu, perlu ditentukan struktur atau rerangka akuntansi pokok yang menghasilkan statemen keuangan dasar. Rerangka akuntansi pokok akan menentukan batas pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen keuangan dasar akan merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan. Informasi tambahan atau pelengkap merupakan bagian dari usaha untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi pelengkap akan menambah keberpautan informasi akuntansi sementara kualitas objektivitas dan keterujian masih tetap terjaga dalam statemen keuangan dasar.

Berbagai usulan akuntansi untuk memperbaiki kelemahan akuntansi berbasis kos dapat diadopsi oleh rerangka akuntansi pokok tanpa harus mengganti struktur akuntansinya. Akuntansi perubahan harga merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian informasi keuangan. Kalau konsep pemrosesan data dapat dipisahkan dengan proses pelaporan data maka akuntansi perubahan harga tidak perlu mengganti rerangka akuntansi pokok. Paton dan Littleton menyatakan bahwa informasi perubahan harga akan berkurang manfaatnya atau maknanya atau bahkan tidak bermanfaat samasekali tanpa disertai dengan informasi atas dasar kos historis. Perubahan harga adalah perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk membeli barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda. Rerangka akuntansi pokok didasarkan pada asumsi bahwa daya beli uang stabil sepanjang masa. Kos dianggap merepresentasi nilai. Dalam keadaan terjadi perubahan harga, kos historis dipertahankan karena alasan keterandalan (keobjektifan pengukuran dan keterujian data). Dalam kondisi perubahan harga sangat mencolok, keberpautan informasi dengan keputusan menjadi berkurang, Agar kualitas keterandalan (reliabilitas) dan keberpautan. (relevansi) dapat dicapai, rerangka akuntansi pokok harus dilengkapi dengan informasi perubahan harga untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap laba dan posisi keuangan.

Pengertian Teori Akuntansi

A. Pengertian Teori Akuntansi
   Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek akuntansi memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.
   Tujuan teori akuntansi adalah untuk memberikan seperangkat prinsip logis yang saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum bagi penilaian dan pengembangan praktek akuntansi yang sehat. Dalam pengembangan teori akuntansi selain pertimbangan kemampuan untuk menjelaskan atau meramalkan, juga harus dipertimbangkan kesanggupan teori tersebut untuk mengukur risiko, atau probabilitas prediksi untuk berfungsi sebagai pernyataan yang tepat atas kejadian di masa depan.

B. Teori Akuntansi Sebagai Sains
   Teori akuntansi sering diartikan sebagai sekumpulan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku dan harus dianut dalam lingkungan tertentu.
   Pengertian teori adalah seperangkat konsep,  definisi, dan proposisi yang saling berkaitan. Teori berisi pernyataan – pernyataan asumsi dan hipotesis. Dan tujuan teori sendiri adalah menjelaskan ( menganalisis dan memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati ) dan memprediksi ( memberi keyakinan bahwa asumsi atau syarat yaang diteorikan besar kemungkinan merupakan suatu fenomena atau kejadian tertentu yang akan terjadi ).

PENALARAN


A. Defenisi Penalaran
        Proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi. Menentukan secara logis dan objektif apakah suatu pernyataan valid (benar atau salah) sehingga pantas untuk diyakini atau dianut. Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses, dan keluaran.
        Penalaran memiliki peran yang sangat penting dalam mempelajarai teori akuntansi, karena sifat dari teori akuntansi yang menuntut kemampuan penalaran yang memadai. Pengertian dari penalaran itu sendiri adalah suatu proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi.

B. Unsur dan Struktur Penalaran
     Penalaran dibangun berdasarkan atas tiga unsur penting, yaitu asersi, keyakinan, dan argumen, sedangkan struktur dari penalaran akan menggambarkan ketiga unsur tersebut dalam menghasilkan suatu daya dukung atau bukti rasional terhadap suatu keyakinan mengenai suatu pernyataan.
         Asersi merupakan suatu penegasan yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan atau kalimat mengenai kebenaran suatu hal. Terdapat tiga jenis asersi jika berkaitan dengan fakta pendukung, yaitu asumsi, hipotesis, dan pernyataan fakta.
    Keyakinan merupakan suatu tingkat ketersediaan untuk menerima bahwa suatu pernyataan atau penjelasan mengenai suatu hal adalah benar. Ada beberapa sifat dalam keyakinan yang bisa menjadi hal penting untuk mencapai suatu keberhasilan, yaitu: keadaberadaan, bukan pendapat, bertingkat, berbias, bermuatan nilai, berkekuatan, veridikal, berketertempaan.
      Argumen merupakan suatu rangkaian asersi beserta keterkaitan dan inferensi atau penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan. Karena merupkan suatu rangkaian asersi, asersi yang satu harus dapat mendukung asersi yang lain yang menjadi suatu kesimpulan. Argumen diklasifikasikan menjadi dua, yaitu argumen deduktif dan argumen induktif.
    Argumen deduktif merupakan proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan. Argumen deduktif juga sering disebut sebagai argumen logis. Terdapat tiga tahapan di dalam penalaran deduktif, yaitu: penentuan pernyataan umum, penerapan konsep umum ke konsep khusus, dan penarikan simpulan yang logis.
    Argumen induktif merupakan salah satu jenis penalaran nondeduktif. Penalaran jenis ini adalah suatu penalaran yang berawal dari suatu pernyataan khusus dan berakhir pada pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. bentuk-bentuk argumen lain yang merupkan jenis dari penalaran nondeduktif adalah argumen dengan analogi dan argumen sebab akibat. Argumen dengan analogi memiliki pengertian suatu penalaran yang menurunkan kesimpulan atas dasar kemiripan atau kesamaan, sedangkan argumen sebab-akibat adalah suatu penalaran yang menyatakan suatu kesimpulan sebagai akibat dari asersi tertentu.

LABA (Income)


     Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapakan cukup kaya merepresentasikan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan pengukuran laba. Oleh karena itu, berbeda dengan elemen statemen keuangan lainnya, pembahasan laba meliputi tiga tataran yaitu semantic, sintaktik, dan pragmatik.
   Dari sudut pandang perekayasaan akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Sementara itu, pemakai informasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapi dua pedekatan: satu laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Teori akuntansi laba diarahkan untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama.
       Konsep laba dalam tataran semantic meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang ada gilirannya untuk menentukan nilai ekonomik perusahaan.
    Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu perioda yang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan capital. Konsep ini membedakan antar laba dan kapital. Kapital bermakna sebagai sediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan laba bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan capital dapat dibedakan antara kembali atas investasi dan pengembalian investasi dan pegembalian investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut, laba dapat dipandang sebagai perubahan asset bersih sehingga berbagai dasar penilaian capital dapat diterapkan.
     Atas dasar berbagai teori dan konsep tentang makna laba, dapat diajukan definisi formal laba sebagai berikut:
     Dalam tataran sintaktik, teori laba berkepentingan dengan bagaimana laba diukur dan disajikan. Laba dapat diukur dan diakui atas dasar pendekatan kegiatan atau pendekatan transaksi. Dengan pendekatan pemertahanan capital, laba diukur atas dasar penilaian capital pada awal dan akhir perioda. Untuk itu, harus ditentukan jenis capital (financial atau fisis), skala pengukuran (nominal atau daya beli), dan dasar penilaian ( kos historis atau sekarang). Untuk menentukan laba, capital pada dua titik waktu dapat diukur atas dasar kapitalisasi aliran kas harapan, penilaian pasar, serta kas, harga masukan historis, harga masukan sekarang, dan pemertahanan daya beli.
    Pada tataran semantic, teori laba berkepentingan untuk meyakinkan bahwa laba merupakan predictor aliran kas ke investor, bahwa laba akuntansi bermanfaat dalam perkontrakkan dan pengendalian manajemen, dan bahwa laba akuntansi mengandung informasi yang bermanfaat bagi investor.
Kebijakan manajemen baik jangka pendek maupun jangka panjang akan terefleksi dalam laba. Laba merupakan signal kebijakan manajemen(baik yang berdampak negative maupun positif). Laba dianggap mengandung informasi kalau pasar saham bereaksi terhadap pengumuman laba akuntansi. Hipotesis pasar efisien merupakan sarana untuk menguji hal ini. Pengujian ini dapat dilakukan atas dasar asosiasi antara laba dan harga saham atau atas dasar studi peristiwa.
    Siapa yang dituju oleh angka laba juga menentukan bagaimana laba diukur siapa yang dituju berkaitan dengan teori entitas yang dianut. Teori entitas meliputi entitas usaha bersama, entitas bisnis, entitas investor, entitas pemilik, entitas pemilik residual, entitas pengendalian, dan entitas dana. Teori ini menentukan dan membedakan antara biaya dan pembagian laba sehingga menentukan pula bagaimana komponen-komponen laba rugi disajikan dalam statemen laba rugi.

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBIL KEPUTUSAN

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBIL KEPUTUSAN

Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan  mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan  keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab yang  dibebankan kepadanya dengan baik.
Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin  membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau  mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan. Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan  keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk kondisi yang tidak terstruktur atau pun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja. Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya.